A novel about the clash of two point of views of the Shari'a and the essence, who is the most righteous and saved. This novel provides an illustration of how terrifying a judgment is.The story of Tuan Guru Fikri, who was more inclined to appreciate the essence that was incomprehensible to the minds of early people who tended to deepen the shari'a, until there was a bloody conflict with his community. The climax was when his marriage to Maryam, which in the normative traditional landscape was a taboo and forbidden love, Fikri and Maryam had to atone for this with a tragic death.Reading this novel will reveal our shallowness in judging other people's lives.***

[Indonesian]. Sebuah novel tentang benturan dua sudut pandang syariat dan hakikat, siapa yang paling benar dan terselamatkan. Novel ini memberikan gambaran tentang betapa ngerinya sebuah penghakiman.
Kisah Tuan Guru Fikri, yang lebih cenderung kepada penghayatan hakikat yang tak terpahami oleh nalar orang awal yang cenderung kepada pendalaman syariat, hingga terjadi gesekan konflik berdarah dengan masyarakatnya. Puncaknya saat perkawinannya dengan Maryam yang dalam lanskap normatif adat adalah cinta tabu dan terlarang, Fikri dan Maryam harus menebusnya dengan kematian yang tragis.
Membaca novel ini akan membongkar kedangkalan-kedangkalan kita dalam menilai kehidupan orang lain.