Janabadra

ebook Jejak Tanah Leluhur, #1 · Jejak Tanah Leluhur

By Wibowo Wibidharma

cover image of Janabadra

Sign up to save your library

With an OverDrive account, you can save your favorite libraries for at-a-glance information about availability. Find out more about OverDrive accounts.

   Not today

Find this title in Libby, the library reading app by OverDrive.

Download Libby on the App Store Download Libby on Google Play

Search for a digital library with this title

Title found at these libraries:

Library Name Distance
Loading...

Java in the 6th century AD. At that time there lived a famous Buddhist priest named Janabadra. Janabadra began his life in a pecantrikan, a place for training royal soldiers. As a cantrik, he received kanuragan education from the best teachers. He also received special education from the resi Wanabadra. As a smart and tough student, he was chosen to be a spy soldier for the Kalingga Kingdom and was given an undercover assignment to the Taruma Kingdom. Because of his life choice to fulfill the call of the country, Janabadra was forced to postpone his marriage. Ni Laras, Janabadra's lover chose to cancel their engagement because she did not like the royal way of life even though Ni Laras had actually been prophesied to give birth to great kings in Java. But Ni Laras wanted a simple life in the hamlet. Actually, Janabadra did not really want a life as a soldier, he was more interested in the teachings of Resi Wanabadra; this resi taught reading and writing so that Janabadra could study ancient manuscripts. His interest in the origins of human life, especially the origins of Javanese people, led him to an unexpected life. In his journey to find "gaman akhasa" he met Maharaja Taruma, then met the life of a pirate, and loved a woman who took him to the Uruvela Temple in the Harsya kingdom (India). Janabadra later became famous for writing and translating Buddhist texts into various languages ​​including Putong Hoa. Janabadra, is the first sequel to the Jejak Tanah Leluhur by Wibowo Wibidharma.***

[Indonesian]. Jawa di abad ke-6 Masehi. Pada masa itu hidup seorang pandita Buddha temasyur bernama Janabadra. Janabadra memulai kehidupannya di pecantrikan, sebuah tempat pendidikan prajurit kerajaan. Sebagai cantrik, ia memperoleh pendidikan kanuragan dari para guru terbaik. Ia juga mendapat pendidikan khusus dari resi Wanabadra. Sebagai murid pandai dan tangguh, ia terpilih menjadi prajurit telik sandi (mata-mata) untuk Kerajaan Kalingga dan diberi tugas penyamaran ke Kerajaan Taruma. Karena pilihan hidupnya untuk memenuhi panggilan negara inilah Janabadra terpaksa harus memunda pernikahannya. Ni Laras, kekasih Janabadra memilih membatalkan saja pertunangan mereka karena tidak menyukai cara hidup kerajaan walaupun Ni Laras sesungguhnya telah diramalkan akan menurunkan raja-raja besar di Jawa. Tetapi Ni Laras menginginkan kehidupan yang bersahaja di pedukuhan. Sebenarnya Janabadra tidak benar-benar menginginkan kehidupan keprajuritan, lebih tertarik pada ajaran Resi Wanabadra; resi ini mengajarkan baca tulis agar Janabadra dapat mempelajari naskah-naskah kuna. Ketertarikannya pada asal-usul kehidupan manusia khususnya asal-usul manusia Jawa telah membawanya pada kehidupan yang tak terduga. Dalam perjalanannya mencari "gaman akhasa" ia mengenal Maharaja Taruma, kemudian betemu dengan kehidupan bajak laut, dan mencintai seorang wanita yang membawanya hingga ke Kuil Uruvela di kerajaan Harsya (India). Janabadra kemudian menjadi terkenal karena banyak menulis dan menerjemahkan naskah-naskah Buddha dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Putong Hoa.

Janabadra